Sunday, November 1, 2009

hari kiamat

Beberapa bulan terakhir ini kita dikejutkan oleh secarik brosur berjudul: Kiamat Dunia Segera Akan Terjadi. Brosur ini ditulis oleh seseorang yang menyebut diri Paulus II, Rasul Allah di Akhir Zaman. Dia yang beralamat di Jl Pasirmalang 37 Bandung Selatan Jawa Barat ini memastikan bahwa Akhir Zaman akan tiba pada tanggal 10 November 2003 tepat pukul 09.00-15.00 (WIB). Waktu itu gereja Tuhan akan diangkat dan roh anti Kristus mulai memerintah dunia.

Bagaimana sang ‘rasul’ tiba pada kesimpulan itu? Ia menjelaskan, bahwa dirinya telah berdialog langsung dengan pribadi Roh Kudus selama 36 jam tentang akhir zaman. Dan Roh Kudus meminta kepadanya untuk berpuasa (pantang makan dan minum) selama 30 hari, 40 hari, dan 3 hari 3 malam. Sulit, ya memang! Tapi tak perlu risau, sebab sang ‘rasul’ sudah biasa puasa.


Lalu bagaimana jika Akhir Zaman tidak terjadi pada tanggal 10 November 2003? Ditegaskan bahwa Allah bukan manusia sehingga Ia berdusta (Bil 23:19). Kalau Allah berdusta atau menunda kedatangan-Nya sesudah 10 November maka pasti manusia tidak akan percaya lagi akan berita kedatangan-Nya. Karena alasan itu maka sang rasul Bandung ini menegaskan, kiamat pasti tiba tepat pada waktu yang sudah ditentukan.

Kalau begitu apa yang diharapkan oleh Rasul Dunia ini? Ia menulis: ”BERTOBATLAH! Masuk Pondok Nabi (maksudnya: datang ke Bandung, penulis) supaya bisa mendengar suara Tuhan”. Dan lanjutnya: “Jikalau anda pun rindu untuk mendengar pernyataan Allah tentang tanggal 10 Nov 2003, syaratnya adalah anda harus dibaptis Roh Kudus dengan tanda berkata-kata dengan berbagai-bagai bahasa sebagaimana yang diilhamkan Roh Kudus, dan setelah itu anda pun akan mendengar langsung dari Tuhan”.

Mau coba? Silahkan! Tapi bukan baru kali ini kita mendengar ramalan tentang kiamat. Pada paroh kedua dekade 1980-an sekelompok sekte kristen di Amerika membuat ramalan yang sama. Tahun 1990-an di Korea Selatan juga muncul ramalan serupa. Tapi Tuhan selalu tidak jadi datang pada tanggal yang ditentukan. Di pertengahan tahun 2003 ini kiamat dunia dikumandangkan sekali lagi. Menarik bahwa kali ini justru ramalan itu datang dari seorang warga negara Republik Indonesia yang menyebut dirinya sebagai Rasul dan Nabi Dunia. Sang ‘nabi’ ikut mencela ramalan-ramalan sebelumnya sebagai tipu muslihat akal manusia. Sedangkan kali ini, katanya, Allah langsung berbicara kepadanya melalui Roh Kudus dalam suatu dialog dan ini pasti terjadi. Percaya ko sonde?

Rupanya sejumlah kalangan menanggapi secara serius akan isi brosur tersebut. Beberapa orang kristen asal Kupang telah menjual seluruh hartanya dan berangkat ke Bandung untuk menanti akan tibanya hari kiamat. Tetapi sayang. Sebagian terpaksa kembali pada pertengahan Juni lalu karena kehabisan bekal. Setiba di Kupang, mereka panik, bingung, sedih karena mereka harus mulai lagi dari nol. Siapa yang salah? Tidak ada yang layak dipersalahkan. Dalam brosur itu Paulus II menulis bahwa tentang kedatangan-Nya, Tuhan tidak berbicara kepada para Pendeta dan para Sarjana atau Master Teologi kecuali kepada Rasul dan Nabi-Nya yang ada di Bandung. Karena itu anggota dan Majelis jemaat yang sempat ke Bandung, pergi tanpa konsultasi dengan para hamba Tuhan ini karena mereka dianggap tidak tahu-menahu tentang hari kiamat.

Saya tidak menganggap enteng akan ‘nubuat’ yang disampaikan itu apalagi dengan menyebut nama Tuhan. Kita semua sependapat bahwa memang ada suatu waktu yang Tuhan persiapkan untuk kedatangan-Nya. Tetapi kapan dan dengan cara bagaimana, tidak cukup bukti pada Alkitab yang bisa dipakai sebagai acuan. Itu sebabnya jika ada pihak yang sampai menentukan waktu pasti maka kita merasa aneh. Sebagai orang Kristen kita mendapat pesan Yesus dalam Injil supaya tetap waspada dan tidak berhenti menilai secara kristis setiap berita yang datang dari pihak manapun. Yesus berkata: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka (Luk 21:8). Mempertegas kata-kata Yesus itu, Yohanes menulis: Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia (1 Yoh 4:1).
Dalam rangka pengujian roh itulah maka (sambil memohon bimbingan Tuhan) saya ingin menjelaskan keyakinan saya sebagai berikut: pertama, tidak ada seorang manusia atau malaikat pun yang diberi ijin atau pun hak oleh Allah untuk menentukan secara pasti hari kiamat itu. Yesus yang kita yakini sebagai Tuhan telah berkata dengan jujur: “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja"(Mrk 13:32). Kalau Anak Allah sendiri tidak tahu tentang hari kiamat apatah lagi kita manusia. Allah mempunyai hak istimewa untuk menentukan hari kiamat. Sebab itu usaha (bergumul) untuk mencari tahu kapan tiba waktunya adalah usaha yang sudah melampaui batas-batas wewenang kita sebagai manusia. Ia telah menerobos masuk ke dalam wilayah kewenangan Allah. Siapa berani?

Kedua, untuk membenarkan pendapatnya, Paulus II mengutip 1 Korintus 2:10. Dikatakan, Roh Kudus lah yang tahu akan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah maka Roh Kudus juga lah yang kemudian memberitahukan segala rahasia itu kepada manusia, termasuk hari kiamat. Padahal nats yang dikutip itu tidak berkaitan dengan hari kiamat. Di dalam 1 Korintus 2:10 Rasul Paulus menjelaskan kepada musuh-musuh Injil di Korintus tentang hikmat Allah yang tersembunyi dan yang telah dinyatakan di dalam Kristus melalui kelahiran, kematian dan kebangkitanNya. Roh Kudus berfungsi untuk menjelaskan kepada para pendengar tentang rahasia kehadiran Kristus di dunia supaya para pendengar menerima-Nya. Jadi ayat itu tidak berbicara tentang fungsi Roh Kudus untuk membuka rahasia hari kiamat.


Ketiga, jika Allah merahasiakan hari kiamat, maka sebetulnya Allah menghendaki agar manusia jangan berpura-pura. Sebab mengetahui secara pasti hari kiamat itu hanya akan menciptakan manusia-manusia munafik. Karena jadwal kiamat mendekat lalu orang rame-rame bertobat. Para koruptor tiba-tiba menjadi donatur-donatur terkenal; orang jahat klas kakap tiba-tiba menjadi sangat saleh; bangku-bangku gereja yang kosong melompong tiap minggu tiba-tiba terisi. Lalu jika nanti di tanggal 10 November tak terjadi sesuatu maka mereka akan kembali menjadi manusia yang lebih jahat bahkan boleh jadi rela menelan hidup-hidup akan sesamanya. Padahal seharusnya kita tahu bahwa kita mesti bersedia setiap saat untuk menyambut kedatangan Tuhan (Mat 24:44).
Keempat, orang kristen yang terus-menerus berpikir mengenai kedatangan Tuhan akan cenderung meningkatkan aktifitas ibadah mereka. Itu hal yang positif. Tetapi sebaliknya mereka tidak akan serius belajar, tidak akan serius bekerja dan jarang mengambil bagian dalam karya-karya sosial. Mereka bersikap pasif dan tidak bekerja karena, mereka pikir, toh semua yang diusahakan akan lenyap seketika pada hari kiamat yang kian dekat. Karena tidak serius bekerja maka untuk kebutuhan perut, mereka menjadi beban bagi keluarga dan anggota masyarakat lainnya. Di Tesalonika Rasul Paulus pernah berjumpa dengan sekelompok orang yang sedang menanti kedatangan Tuhan dan tidak mau bekerja. Kepada mereka Paulus dengan tegas berkata: “jika seorang tidak mau bekerja janganlah ia makan” (2 Tes 3:10).
Kelima, entah sudah berapa kali gereja dicela oleh pihak luar karena ada sejumlah oknum anggota berlagak seolah-olah mengetahui hari kiamat. Ternyata hari kiamat tidak kunjung tiba. Sementara itu kita menghadapi kenyataan bahwa terjadi perang di berbagai penjuru dunia, bencana alam, kecelakaan pesawat, dan berbagai bentuk musibah yang nota bene menelan ribuan korban manusia yang tak berdosa. Kenyataan ini mendorong lahirnya refleksi baru tentang makna kiamat. Bagi kita kiamat tidak harus berarti akhir dari dunia. Karena kiamat sudah dan sedang datang kepada kita seorang demi seorang saat kita mati, seperti tertulis dalam Injil Matius: “Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan” (Mat 24:40-41). Kalau begitu maka persoalannya bukan pada kapan kiamat tiba, tetapi bagaimana seharusnya kita hidup dan berkarya sambil bersiap diri untuk menyongsong kiamat kita masing-masing.***

No comments:

Post a Comment

KNKT Ungkap Fakta Baru, Misteri Jatuhnya Lion Air JT610

KNKT Ungkap Fakta Baru, Misteri Jatuhnya Lion Air JT610 Artikel ini telah tayang di  serambinews.com  dengan judul KNKT Ungkap Fakta Bar...